Urgensi Komunikasi


BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna bentuk dan sifatnya. Manusia telah dibekali berbagai kemampuan pada dirinya, kemampuan melihat, mendengar, berbicara dan berfikir. Kemampuan-kemampuan ini dicipta oleh Allah untuk manusia karena manusia telah ditetapkan oleh Allah untuk menjadi Khalifah fil Ard yang mempunyai tugas hanya beribadah kepada Allah SWT. Untuk menjalankan tugas ta'abbud ini Allah memberikan banyak cara kepada manusia. Di satu sisi Allah memerintahkan manusia untuk beribadah langsung kepada-Nya (Hablum minAllah), di sisi lain juga Allah memerintahkan manusia untuk beribadah kepada-Nya secara tidak langsung atau melalui wasilah manusia lain (hablum minannas).
    Menjalin interaksi dengan sesama  manusia dalam Ibadah yang ke dua ini mutlak dilakukan. Terlebih karena setiap kita adalah makhluk sosial, yang tidak mungkin hidup tanpa orang lain. Demikian pula dalam mengemban dakwah. Syarat sukses berdakwah salah satunya terletak pada bagaimana para penyerunya berkomunikasi. Sukses tidaknya proses dakwah terletak pada bagaimana pola komunikasi yang dibangun oleh para da'inya. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya pola komunikasi dalam dakwah, insya Allah penulis akan memaparkannya secara singkat.
1.3 Rumusan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini dibatasi dalam beberapa pembahasan, diantaranya:
  • Apa Definisi Komunikasi Secara Umum?
  • Mengapa Komunikasi Perlu Bagi Manusia?
  • Bagaimana Hubungan Komunikai Dengan Dakwah
  • Bagaimana Pola Komunikasi dakwah Rasulalloh Saw?
  • Bagaimana Fungsi Komunikasi Dalam Dakwah?
1.3 Tujuan Penulisan
  • Mengetahui definisi Komunikasi
  • Memahami Urgensi komunikasi Bagi Manusia
  • Mengetahui Pola Komunikas Dakwah Rasulallah Saw
  • Mengetahui Fungsi Komunikasi Dalam dakwah.
1.4 Metodologi Pembahasan
Makalah ini disajikan berdasarkan studi literature-literatur yang berhubungan dengan kajian komunikasi dan dakwah dan dari pengetahuan penulis yang didapat di ruang kuliah.
1.5 Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Metodologi Pembahasan
Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Komunikasi secara Umum
Perlunya Komunikasi Bagi Manusia
Komunikasi Dalam Dakwah
Prinsip Komunikasi dalam dakwah
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi secara Umum
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris "communication"),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa
Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna 'berbagi' atau 'menjadi milik bersama' yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
  1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
  2. Pesan (mengatakan apa?)
  3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
  4. Komunikan (kepada siapa?)
  5. Efek (dengan dampak/efek apa?).
    Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
    2.2 Perlunya Komunikasi Bagi Manusia
    Mengapa orang perlu berkomunikasi? Karena dengan berkomunikasi manusia telah membentuk interaksi sosial  dan mengembangkan kepribadiannya. Syaria't Islam yang sempurna telah menegaskan bahwa manusia yang diciptakan Allah dengan serangkaian potensi, salah satunya berbicara. Bahkan dalam Al Qur'an disebutkan komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. " (Tuhan) Yang Maha pemurah, yang telah mengajarkan Al Qur'an. Dia menciptakan munusia, mengjarkannya pandai berbicara" QS Ar Rahman: 1-4
    Kebutuhan manusia akan komunikasi  atau berinteraksi dengan orang lain sama besarnya dengan kebutuhan fisik lainnya, seperti makan dan minum. Melalui komunikasi itulah hal-hal yang di butuhkan manusia bisa terpenuhi. Seorang bayi yang baru lahirpun ia harus menangis guna memberitahukan kebutuhannya terhadap orangtuannya. Dalam penyebaran Islam, komunikasi menjadi salah satu faktor penting keberhasilanya. Dakwah yang telah di lakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya yang saat ini bisa kita rasakan adalah sebab dari ulama-ulama yang mempelajari risalah Rasulullah. Syariat yang telah di pelajari oleh ulama itulah yang kemudian di dakwahkan kepada kaum muslimin.
    2.3 Komunikasi Dalam Dakwah
              Dakwah Islam bagi umatnya adalah sebuah kebutuhan. Dakwah Ilallah merupakan kewajiban yang disyariatkan dan menjadi (tanggungjawab) yang harus di pikul kaum muslimin seluruhnya. Artinya setiap muslim dituntut untuk berdakwah sesuai dengan kemampuannya dan peluang yang dimilikinya. Tak seorangpun bebas tugas dari kewajiban ini. Firman Allah Subhanahu Wata'ala:`" Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru pada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung´. QS Ali Imran : 104
    Dengan kewajiban itu, kemudian Allah Subhanahu Wata'ala memberikan seperangkat potensi yang nantinya bisa di gunakan untuk menyebarkan dakwah. Poteni yang dimaksud adalah kemampuan manusia untuk berbicara. Dengan kemampuan itulah diharapkan kaum muslimin bisa mengkomunikasikan syariat Islam. Melalui komunikasi yang efektif di harapkan Islam sebagai agama rahmatan lil "alamin( rahmat bagi seluruh alam) mampu tersebar dengan baik keseluruh penjuru negeri.
    Komunikasi dalam dakwah dirumuskan salah satunya adalah komunikasi yang menyentuh hati. Rasulullah SAW adalah komunikator terbaik dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada manusia. Karenanya tidak mengherankan bahwa para shahabat beliau masing-masing merasa yang paling diperhatikan oleh Rasulullah.
    Banyak contoh dari Rasulullah dalam melakukan komunikasi efektif dan menyentuh hati. Salah satunya ketika beliau didatangi oleh seoang laki-laki. Ia berkata,"Wahai Rasulullah, aku ingin Islam. Tetapi, aku tidak bisa meninggalkan zina." Seketika emosi para sahabat terpancing. Mereka meminta penjelasan tentang perbuatan dan ucapan orang tersebut. Bagi mereka, penyataan itu hanya mengikuti nafsu.
    Lalu apa yang dilakukan oleh Rasulullah. Beliau kemudian bersabda" Biarkan dia!". Lalu Rasulullah mengjaknya berbincang-bincang dan membuatya merasa puas. Nabi Muhammad tidak mencelah dan menghinanya dengan keras di depan orang. Rasulullah tidak mencelanya. Beliau hanya bertanya," Relakah kamu bila ibumu dizinai?". Lelaki itu menjawab" Tidak". Rasulullah bersabda lagi, "Relakah kamu jika putrimu dizinai?. Lelaki itu menjawab "Tidak".Rasulullah bersabda," Relakah kamu bila bibimu dizinai?". Lelaki itu menjawab "Tidak". Nabi Muhammad bersabda," bagaimana orang lain akan rela, padahal kamu sendiri tidak rela dengan hal itu." Lalu lelaki itu kemudian memiliki semangat keIslaman. Dia membayangkan sikap orang-orang ketika kerabat mereka dizinai, seperti sikapnya ketika kerabat wanitanya dizinai. Lalu lelaki itu berkata," Akubertauat kepada Alah dari perbuatan zina".
    Demikianlah, Rasulullah SAW sangat pandai mengemas pesan untuk pemuda itu. Beliau tidak marah dan tidak memberikan dalil haramnya zina, atau akibat-akibat buruk zina seperti menyebarkan penyakit dan merusak keturunan. Namun beliau menyentuh hati pemuda tadi untuk tersampaikannya pesan Islam. Beberapa kaidah lain adalah berbicara sesuai dengan bahasa dan kemampuan intelektual pendengar, menempatkan seseorang sesuai dengan posisinya dan sebagainya. Kemudian para pelopor dakwah juga mengusung slogan, nahnu du'at lasna qudhot, kami da'i bukan qadhi (orang yang menghakimi).
    Demikianlah, Rasulullah SAW sangat pandai mengemas pesan untuk pemuda itu. Beliau tidak marah dan tidak memberikan dalil haramnya zina, atau akibat-akibat buruk zina seperti menyebarkan penyakit dan merusak keturunan. Namun beliau menyentuh hati pemuda tadi untuk tersampaikannya pesan Islam. Beberapa kaidah lain adalah berbicara sesuai dengan bahasa dan kemampuan intelektual pendengar, menempatkan seseorang sesuai dengan posisinya dan sebagainya. Kemudian para pelopor dakwah juga mengusung slogan, nahnu du'at lasna qudhot, kami da'i bukan qadhi (orang yang menghakimi).
    Kita harus menetapkan konsep yang dipergunakan oleh Al Qura'n untuk komunikasi. Selain Al bayan Kata kunci kunci yang sering di gunakan adalah Al qawl; dengan menggunakan Al Qawl  dan dalam  kata inilah kita menemukan enam prinsip  komunikasi, yaitu : Qawlan sadidan (4:9 ). Qawlan Baligha (4:63) Qawlan Masyruran (17:28) Qawlan Layyinan (20:44) Qawlan kariman (17:23, dan Qawlan Ma'rufan (4:5 )
    2.4 Prinsip Komunikasi dalam dakwah
            Kata qawlan sadidan disebut dua kali dalam Alqur'an. Pertama , Allah Subhanahu Wata'ala menyuruh manusia menyampaikan qawlan sadidan dalam urusan Anak yatim dan keturunan." Dan hendaklah orang-orang  takut kalau-kalau  dibelakang hari , mereka  meninggalkan  keturunan yang lemah yang mereka  khawatirkan ( kesejahteraannya ). Hendaklah  mereka  bertakwa Arti perkataan  benar adalah sesuai dengan  kriteria kebenaran untuk orang Islam. Ucapan yang benar adalah  yang sesuai dengan Al-Quran,Assunnah,dan Ilmu. Al-Quran menyindir keras orang-orang yang berdiskusi tanpa merujuk kepada Al-Kitab,petunjuk dan ilmu "Diantara manusia yang berdebat tentang Allah tanpa ilmu petunjuk dan kitab yang menerangi "(Qs;31:20)
    Al-Quran menyatakan bahwa berbicara yang benar,menyampaikan pesan yang benar,adala prasyarat untuk kebenaran (kebaikan,kemaslahatan)amal. Bila kita ingin menyukseskan karya kita,bila kita ingiln memperbaiki masyarakat kita, maka kita harus menyebarkan pesan yang benar dengan perkataan yang lain. Hal ini berarti masyarakat menjadi rusak jika isi pesan komunikasi tidak benar . Berkatalah kepada mereka dengan qaulan Balighan ( QS 4:63 ). Kata Baligh dalam bahasa Arab artinya sampai mengenai sasaran , atau  mencapai tujuan. Bila dikaitkan  dengan Qawl ( ucapan atau komunikai) kata Baligh" Berarti fasih, jelas makananya ,terang dan tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Karena itu  prinsip  qaulan balighan  dapat diterjemahkan  sebagai prinsip komunikasi yang efektif.
    Alqur'an memerintahkan kita  untuk berbicara  yang efektif. Rasulullah sendiri  memberi contoh dengan kutbah-kutbahnya. Umumnya khutbah rasulullah  pendek, tetapi  dengan kata-kata  yang  padat makana.. Ia berbicara dengan  wajah yangs serius  dan memilih kata –kata yang  sedapat mungkin menyentuh  hati para pendengarnya.
    Prinsip selanjutnya adalah qawlan Layyinan. Yaitu berdakwah  dengan kata-kata yang lemah lembut. Cobalah sadarkan dia tentang dirinya sendiri yang tak kurang dan tidak lebih hanyalah seorang hamab dari hamba-hamba-Ku.dan jangan kamu lalai selalulah ingat pada-Ku dan menyebut nama-ku sealgi kamu melaksanakan tugas ini.  
    _________________________________________________________________________________________________________________________________
    BAB III
    PENUTUP
    3.1 Kesimpulan
    Komunikasi merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia, setiap aktifitas apapun dinilai sebagai sebuah komunikasi. Dari tidur sampai tidur lagi semuanya merupakan rangkaian proses komunikasi, bahkan beberapa ahli komunikasi berpendapat bahwa tidur sekalipun merupakan sebuah komunikasi dengan indikasi symbol dan isyarat yang diberikan orang yang sedang tidur kepada orang lain.
    Begitupun dalam dunia dakwah, komunikasi merupakan satu bagian yang sangat fundamental darinya. Karena sukses tidaknya proses dakwah tergantung bagaimana dengan pola komunikasi yang terbangun antara da'I sebagai subjek dawah dengan mad'u sebagai objek dakwah. Mengingat sangat pentingnya komunikasi dalam dakwah, maka pendalaman dan pemahan da'I terhadap komunikasi yang epektif menjadi hal yang sangat urgen.
    Seorang da'I harus mampu membangun pola komunikasi yang difahami, dimengerti dan yang paling penting lagi disukai atu diminati oleh para mad'u. Dengan demikian, apabila pola komunikasinya sudah menarik minat mad'u maka pesan-pesan dakwah yang disampaikan akan mudah diterima oleh mad'u.
    3.4 Saran dan Keritik
    Makalah ini disajikan dengan segudang kekurangan, oleh karenanya Saya berharap pengamatan yang teliti dari pembaca terhadap sistematika pembahasan, gaya bahasa dan kesesuaian tema dan isi dari makalah ini, sehingga menghasilkan saran dan keritikyang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.Kritik dan saran bisa dikirim ke E-mail: nanayusep@yahoo.co.id
    _____________________________________________________________________________________________________________________________________
    BAB IV
    DAFTAR PUSTAKA
  • Tafsir Ibnu Katsir
  • Terjemahan Al Qur'an
  • Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada

Comments

Popular posts from this blog

Tahapan-tahapan Supaya bisa Dekat Dengan Allah

Dead Syndrome Phobia:Takut Mati

TEKNIK WAWANCARA DAN PENULISAN BERITA